Bor Antareja II yang tembus ke Stasiun MRT Senayan dari Patung Pemuda ini menggenapi Bor Antareja yang sebelumnya tiba lebih dulu di Stasiun MRT Senayan pada 23 Desember 2015 lalu. Demikian rilis PT MRT Jakarta yang diterima hari ini.
Antareja II memiliki spesifikasi yang sama dengan Antareja I, yaitu berdiameter ± 6,7 meter, dengan total panjang ± 43 meter dan bobot mencapai ± 323 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars). Mesin bor ini telah berhasil membuat terowongan jalur bawah MRT sepanjang 318 meter dari titik Patung Pemuda Senayan hingga menembus titik Stasiun Senayan.
Terdapat total sejumlah 4 buah mesin bor bawah tanah yang digunakan pada paket pekerjaan konstruksi bawah tanah proyek MRT Jakarta untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT sepanjang Senayan hingga Bundaran HI (± 6 kilometer).
Sejumlah 2 mesin bor bawah tanah, telah dioperasikan dari titik awal Patung Pemuda menuju ke arah Utara hingga nantinya akan berakhir di titik Setiabudi. Mesin bor pertama beroperasi sejak bulan September 2015, sedangkan mesin bor kedua dioperasikan sejak bulan November 2015 lalu.
Sebagai informasi, perkembangan terkini dari mesin bor pertama (Antareja), yaitu sedang dilakukannya pekerjaan persiapan untuk memulai pengoperasian selanjutnya untuk pekerjaan pembuatan terowongan ke arah utara menuju Stasiun Istora (depan gedung BEI), yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada bulan Februari 2016.
Sedangkan 2 mesin bor bawah tanah lainnya, akan dioperasikan mulai dari titik Bundaran HI dan akan bergerak melakukan penggalian untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT ke arah selatan hingga titik Setiabudi. Mesin bor ketiga yang akan berangkat dari Bundaran HI direncanakan akan mulai beroperasi pada bulan Februari 2016. Sedangkan mesin bor yang keempat, direncanakan akan mulai beroperasi pada bulan Maret 2016 mendatang.
Mesin bor pertama dan kedua yang bernama Antareja I dan Antareja II dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 & CP 105 (Senayan – Setiabudi), yaitu SOWJ Joint Venture yang terdiri dari Shimizu – Obayashi - Wijaya Karya - Jaya Konstruksi.
Mesin bor ketiga dan keempat yang bernama Mustikabumi I dan Mustikabumi II dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 106 (Dukuh Atas – Bundaran HI), yaitu SMCC-HK Joint Operation yang terdiri dari Sumitomo Mitsui Construction Company – Hutama Karya.
Keempat mesin bor tersebut diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama JTSC (Japan Tunnel Systems Corporation) menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia. Diperkirakan masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT dengan menggunakan mesin Tunnel Boring Machine (TBM) ini akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.
Penyelesaian proyek MRT Jakarta koridor Selatan-Utara Fase 1 (Lebak Bulus - Bundaran HI) secara keseluruhan telah mencapai sekitar 38%. Dengan rincian secara garis besar, untuk pekerjaan proyek pada struktur layang telah menyelesaikan 23% dan struktur bawah tanah sebesar 53% (data per 31 Desember 2015).
Secara umum, pekerjaan konstruksi yang tengah dilakukan saat ini antara lain pekerjaan pembuatan pondasi kolom jalur dan kolom untuk stasiun layang, pekerjaan pembangunan struktur boks stasiun bawah tanah, pekerjaan pembuatan terowongan jalur bawah tanah dan pekerjaan konstruksi depo MRT.
(nwk/nrl)